Emoji Membantu Berinteraksi Antar Karyawan

Emoji menolong berinteraksi antara karyawan atasan dan HR.

Dari hasil Sensus Penduduk  2020, BPS mencatat, mayoritas penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Z (yang lahir pada kurun 1997--2012) dan generasi milenial (lahir pada kurun 1981--1996). Proporsi generasi Z sebanyak 27,94 persen dari total populasi dan generasi milenial sebanyak 25,87 persen. Sebagian besar dari dua generasi ini masuk dalam kategori usia produktif. (1) Kementerian Komunikasi dan Informatika (kominfo.go.id)

Pada saat bersamaan teknologi maupun media sosial  antara lain Facebook (tahun 2004), Youtube  (tahun 2005), twitter (tahun 2006) dan Instagram (tahun 2010) telah mengubah cara kita berkomunikasi dengan lebih terbuka dengan mengekpresikan diri  dan bersosialisasi lebih banyak waktu melalui media sosial tersebut. Media sosial tersebut memperkenalkan emoji untuk berkomentar atas posting pihak lain dan dapat berinteraksi satu sama lain untuk mengekpresikan  emosinya. Facebook pada tahun 2009 menambah emoji  ♥ , °o° wow, :( sad dan ⋋_⋌ marah, agar pengguna  dapat mengekpresikan perasaan daripada sekedar like (suka).

Dengan perubahaan teknologi dan sosial media, menyebabkan semua orang terutama generasi milineal menjadi terbiasa dengan  cara komunikasi melalui gadget. Teknologi telah mengubah bagaimana kita belajar, mendapatkan hiburan, berkomunikasi dan berinteraksi.

 

Emoji telah menjadi salah satu pelengkap untuk berekspresi dalam komunikasi kita sehari-hari melalui WhatsApp atau berkomentar di Facebook atau Instagram. Dengan demikian, emotikon kecil ini mungkin mengungkapkan aspek tertentu dari kepribadian kita. Berdasarkan beberapa artikel, antara lain dari South China Morning Post pada 15 Januari 2022, Doris Wai menulis emoji di media sosial menjelaskan kata yang tidak boleh diucapkan. Doris Way mengutip psikolog Leah Selakovic "Otak kita ... menciptakan hubungan antara emoji dan emosi yang mewakili makna.

Pada artikel social media today.com  tanggal 14 November 2016 di tulis oleh Aleksandra Atanosova, berdasarkan psikolog Albert Mehrabian sebetulnya dalam berkomunikasi tulisan/perkataan hanya merupakan 7% dari kita memahami seseorang, sisanya dari bahasa tubuh (termasuk senyum, anggukan) merupakan 55% dalam berinteraksi tatap muka dan 38% merupakan intonasi, aksen, kecepatan suara. Emoji menggantikan Bahasa tubuh dan ekspresi dalam berkomunikasi secara tertulis, sehingga dapat memacu respons dari orang termasuk perasaan positif atau negatif.  Pada artikel tersebut, dikatakan berdasarkan Riset Swiftkey 2 emoji yang terbanyak adalah muka tersenyum sebesar 44,8% dan muka sedih 14,3% selain emoji-emoji lainnya.

Berdasarkan definisi mentalhealth.gov kesehatan mental adalah emosi, psikologi dan kesejahteraan sosial. Dengan adanya pandemic COVID 19, tidak hanya kesehatan fisik yang telah  mengganggu kita, tetapi kesehatan mental mempengaruhi kita. Kejenuhan, kesendirian atau tekanan ekonomi maupun pekerjaan dan keluarga dengan bekerja di rumah atau berkurangnya pendapatan, mempengaruhi kesehatan mental kita. Berdasarkan informasi Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kehatan Jiwa dan Napza, prevalensi orang dengan gangguan jiwa sekitar 1 dari 5 penduduk, sementara di Indonesia hanya terdapat 1,053 psikiater, sehingga penting kita menjaga agar semua orang selalu dalam kondisi sehat mental. Dengan demikian mencegah terjadi kesehatan mental dan memahami emosi orang merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh atasan dan bagian Sumber Daya Manusia. Sehingga kami membuat terobosan baru untuk membantu karyawan mengekpresikan emosi ketika bekerja diluar kantor dan di rumah agar proses komunikasi tetap berjalan.

 

Kami memilih 4 emoji yang sederhana agar dapat mengekpresikan emosi seseorang ketika hendak bekerja atau selesai bekerja yaitu

: ) senang

: l Netral

: (  Sedih

๑_๑ Sakit

Tujuan dari myquantumhr memasukan emoticon adalah agar karyawan dapat mengekspresikan emosinya kepada atasan ataupun HR, sehingga atasan atau HR dapat lebih memperhatikan bila terdapat karyawan yang perlu mendapat perhatian.

Bila karyawan tidak ingin mengekpresikan emosinya karyawan dapat memilih  untuk melaporkan kehadirannya atau selesainya pekerjaan.

Meskipun kita tidak bertatap muka secara langsung, myquantumhr dapat membantu atasan atau HR melihat siapa saja yang mengalami kesedihan/sakit dan kapan terjadi dengan demikian sistem membantu kita sebagai atasan untuk berinteraksi dengan bawahan dan menanyakan keadaan sekarang. Dengan demikian Myquantumhr dapat menginisiasi interaksi antara atasan dan bawahan sebelum terlambat, meskipun tidak bertemu langsung. Sistem dapat mendeteksi karyawan jenuh atau sedih sebelum karyawan tidak berprestasi baik atau mengundurkan diri. Dengan mengetahui ini, atasan dapat mengetahui ini dan melakukan coaching atau mentoring atau sekedar lebih memperhatikan karyawan yang sedang dalam sakit atau sedih. Ini salah satu manfaat dan inovatif terdepan  dari myquantumhr dibandingkan dengan yang lain.